oleh

Bersama Komunitas Kandepe Topilenja Poso, Satgas Madago Raya Peringati Hari Anak Sedunia

BANGGAI, MPI_Pasca tragedi kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) tahun 2006, mengakibatkan kondisi sosial, ekonomi dan politik di wilayah tersebut porak-poranda.

Tercatat hampir 27 ribu warga mengungsi menyelamatkan diri ke Kota Palu, Makassar dan Manado, dimana sebagian besar adalah anak-anak.

Dalam rangka memperingati Hari anak sedunia atau Universal Children’s Day, 20 November 2021, bersama komunitas Kandepe Topilenja Poso, Satgas Madago Raya melalukan penghiburan kepada anak-anak korban kerusuhan Poso.

Peringatan yang ditandai dengan pembagian dan pemasangan masker, bermain dan bernyanyi bersama anak-anak usia sekolah dasar dilangsungkan di Pos Sekat Sektor I Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Senin (29/11).

Hal ini disampaikan Wakasatgas Humas Ops Madago Raya di Poso, AKBP Bronto Budiyono, kepada awak media ini melalui sambungan whatsapp, Selasa (30/11).

AKBP Bronto mengatakan peringatan yang dirangkaikan dengan hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan ini mengangkat tema Masa Depan Yang Lebih Baik Untuk Setiap Anak.

Lebih lanjut disampaikan komunitas Kandepe Topilenja Poso merupakan komunitas yang mempunyai perhatian untuk keamanan dan kedamaian di Poso sebagai salah satu tujuannya.

Dimana salah satu kegiatannya adalah memberikan perhatian terhadap masa depan anak-anak yang menjadi korban kerusuhan di Poso saat itu dengan memberikan hiburan membaca buku.

“Hingga kini upaya menyuarakan keberagaman, perlindungan perempuan dan anak serta pendamping sejumlah kasus kekerasan melalui pendekatan humanis berbasis komunitas di wilayahnya terus dilakukan,” lanjutnya.

AKBP Bronto menambahkan melalui momen ini diharapkan masyarakat Kabupaten Poso dan Sulteng untuk tidak lagi melakukan kekerasan terhadap perempuan.

“Momen ini semoga sebagai tanda kedamaian dan keamanan di Kabupaten Poso dapat segera terwujud,” pungkasnya.(dewi)