BANGGAI, MPI_Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Hikmah Luwuk menggelar wisuda dan perpisahan bagi 148 santri, yakni 64 santri Madrasah Aliyah (MA) angkatan ke V dan 94 santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) angkatan II, Rabu (25/05/22).
Mengangkat tema Wujudkan Generasi Dengan Berahklaqul Karimah Serta Cinta Qur’an Berlandaskan Iman Dan Taqwa, giat wisuda yang dipusatkan di salah satu hotel di kawasan Kecamatan Luwuk Selatan, Kabupaten Banggai, dibuka Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi, Keuangan dan Pengembangan Kawasan Wilayah Rudi Purwana K Bullah, S.Sos.
Membacakan sambutan Bupati, Rudi menyampaikan selaku pimpinan daerah, Bupati Banggai mengapresiasi pelaksanaan wisuda ini sebagai momentum yang sangat penting.
Karena memiliki peran yang sangat strategis baik dalam fungsinya untuk menjabarkan, mengembangkan serta menginplementasikan pokok-pokok ajaran keagamaan yang fundamental dan hakiki, yakni AlQur’an dan Sunnah Rasulullah sebagai bagian yang tidak bisa terpisahkan sebagai pedoman hidup umat Islam.
“Bupati merasa bahagia dan bangga kepada para santri yang hari ini telah mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan. Bupati juga berterima kasih kepada para pendidik dan pembimbing ponpes atas segala usaha, upaya dan kerja keras untuk membimbing santrinya dalam membangun iman, akhlak dan taqwa yang kokoh. Ini semua sebagai langkah maju bagi anak-anak kita selaku generasi penerus untuk membangun bangsa ini,” bacanya.
Ditambahkan yang tak kalah penting melalui giat ini diharapkan dapat menumbuh kembangkan kreativitas anak dalam memfungsikan aspek kejiwaannya ketingkat yang sifatnya rasional sebagai upaya pembentukan integritas individu dalam mewujudkan proses pembentukan manusia Kabupaten Banggai seutuhnya.
“Kiranya melalui wisuda penamatan santri Popes Daarul Hikmah Luwuk ini dapat melahirkan insan-insan yang berbobot, memahami, menghayati dan mengamalkan ilmu Alqur’an serta dapat menyebarluaskan kepada masyarakat,” tambahnya.
Kepada para santri yang akan meninggalkan ponpes, Bupati berpesan agar menjadi panutan sebagai corong pembangunan bangsa yang berorientasi pada penguatan rasa persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan masyarakatnya dan bukan sebaliknya.
“Jangan tampil sebagai pemecah belah persatuan. Sejarah telah membuktikan bahwa hanya dengan bekal persatuan dan kesatuan suatu bangsa dapat bangkit dari keterpurukan dan keterbelakangan. Dan kepada seluruh wisudawan kiranya lebih mencintai dan meningkatkan kemampuan dalam membaca, memahami, menterjemahkan sekaligus mengamalkan ajaran Alqur’an dan Sunah Nabi dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.(dewi)