BANGGAI, MPI_Seorang pria paruh baya beridentitas SP (51), warga Desa Maleo Jaya, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, tewas usai memakan lintah yang dicampur ke dalam mie instan, Selasa (22/3/2022) siang.
SP menghembuskan nafas terakhirnya di sebuah camp yang berada di tengah hutan pegunungan Gobi, Desa Sinorang, Kecamatan Batui Selatan.
Kapolsek Batui IPTU IKY Widata, S.H. mengungkapkan korban bersama tiga rekannya berada di pegunungan Gobi untuk melakukan survei terhadap kandungan nikel yang ada di pegunungan tersebut.
Saat beristrahat sambil makan di camp, korban melihat seekor lintah dan memotongnya menjadi tiga bagian. Potongan lintah tersebut kemudian disantap korban bersama mie instan yang menjadi bekal makan siangnya.
Usai makan siang, lanjutnya, korban bersama rekan-rekannya berencana kembali ke kampung. Namun, sekitar 400 meter dari camp korban tiba-tiba terjatuh dan langsung tak sadarkan diri.
“Ketiga rekannya langsung berupaya menolong. Sempat memeriksa denyut nadi korban, namun tak lagi berdetak serta korban sudah tak bernafas lagi. Karena situasi sedang hujan dua rekannya mendirikan tenda di TKP, sedangkan seorang lainnya langsung turun gunung guna melaporkan kejadian tersebut ke Kades Maleo Jaya,” ungkapnya kepada awak media ini melalui sambungan whatsapp, Kamis (24/03/22).
Kapolsek menuturkan pihaknya menerima informasi tersebut pada Rabu, 23 Maret 2022, sekitar pukul 02.00 Wita, dan langsung menuju ke Desa Maleo Jaya.
Sedangkan tim evakuasi dari Basarnas Luwuk maupun masyarakat setempat sudah berangkat menuju TKP untuk menjemput jenazah.
“Jenazah korban dievakuasi dari tengah hutan menuju rumah duka sekitar pukul 09.00 Wita. Setelah itu dibawa ke Puskesmas untuk divisum. Dari hasil visum tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Korban meninggal diduga karena kelelahan,” lanjutnya.
Ditambahkan dari keterangan sang istri, korban berangkat dari rumah tanpa sarapan dengan membawa bensin 20 liter dan 1 tabung gas yang dimasukan ke dalam keranjang dan dipikul.
“Menurut keterangan istrinya, selama ini korban tidak memiliki riwayat penyakit dan tidak pernah berselisih paham dengan masyarakat. Pihak keluarga telah menerima dengan ikhlas atas peristiwa tersebut dan tidak bersedia dilakukan otopsi,” pungkasnya.(dewi)